11 Oktober 2009

Berkenalan dengan Virus

Virus berasal dari bahasa Latin yang berarti racun. Hampir semua jenis virus dapat menjadi penyebab penyakit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Virus pertama kali ditemukan oleh ahli biologi dari Ruisia, Ivanovsky (1892) dan ilmuwan berkebangsaan Belanda,Beijerinck (1899). Virus berukuran lebih kecil daripada bakteri. Dia memiliki sifat antara benda mati dan benda hidup. Virus dapat dikristalkan, sehingga dia menyerupai benda mati. Tetapi virus juga dapat berkembang biak seperti mahluk hidup. Lebih jauh dikatakan bahwa virus merupakan bentuk kehidupan aseluler, yaitu tidak dapat berkembang biak tanpa menginfeksi organisme yang masih hidup.

Jauh sebelum Ivanovsky dan Beijerinck menemukan virus, Adolf Mayer telah melakukan penelitian tentang virus penyebab penyakit mosik pada daun tembakau, dengan kesimpulan (1) zat yang bberasal dari daun tembakau yang terkena penyakit mosaic, jika disuntikan pada daun tembakau yang sehat akan menimbulkan penyakit yang sama; (2) zat penyebab penyakit tersebuttidak dapat dibiakkan di dalam medium agar-agar; (3) zat tersebut dapat menembus kertas saring rangkap dua; dan (4) zat tersebut tahan pada suhu 600C, dan tidak aktif jika diletakkan pada suhu 800C selama 10 menit.

Tahun 1935, W.M. Stanley (Amerika) berhasil menginokulasi dan mengkritalkan virus penyebab penyakit mosaic daun tembakau. Keberhasilan tersebut mendorong makin berkembangnya ilmu tentang virus atau virology.

Mahluk yang hingga saat ini dianggap sebagai organisme terkecil ini tubuhnya belum dapat disebut sel. Karena hanya tersusun atas materi genetika berupa Deoxyribonucleic Acid (DNA) atau Ribonucleic Acid (RNA) dengan selubung protein. Tubuhnya yang supermungil ini hanya bisa diamati dengan menggunakan mikroskop electron.

Setelah diamati melalui mikroskop electron, ternyata bentuk tubuh organisme terkecil ini beraneka ragam, dari bentuk yang seperti bola, batang, oval, silindris, kubus, hingga bentuk yang tidak beraturan. Bahkan ada pula yang berbentuk tubuh seperti huruf T. Lalu berapakah ukuran tubuh mahluk sepermungil ini? Ukuran tubuhnya antara 20 -300 nanometer(nm). Satu nanometer adalah sama dengan 1/1.000.000.000 meter, bayangkan ukurannya yang supermungil itu! Sama dengan 1 sentimeter dibagi satu juta, itulah ukuran tubuh doi! Saking kecilnya, ada virus yang bisa menginfeksi bakteri! Karena ukuran dia adalah 50 kali lebih kecil daripada bakteri! Oleh karena ukurannnya yang lebih kecil dari jasad renik, sehingga sering disebut sebagai mahluk subrenik. Sebagai perbandingan, kita dapat mengamati bakteri dengan mikroskop cahaya pada pembesaran seribu kali, itu tampak sebagai titik kecil saja. Bagaimana lagi bisa mengamati virus? Oleh sebab itu sebelum ditemukan mikroskop electron, belum bisa dilakukan apa-apa. Tetapi setelah mikroskop electron ditemukan, barulah terjadi perkembangan yang pesat dalam pengetahuan tentang virus.

Karena struktur tubuhnya yang aselular, virus tidak bereaksi sepertihalnya mahluk bersel, dia tidak dapat melakukan reaksi kimia, tidak dapat memperbanyak diri kecuali jika dia berada di dalam organisme hidup seperti di dalam embrio, di dalam jaringan hewan, atau di dalam jaringan tumbuhan. Bagian-bagian tubuhnya berasal dari bagian tubuh sel yang ditumpanginya. Cara hidup yang demikian dinamakan parasit obligat. Namuin demikian, masing-masing virus hanya dapat mengenali dan menginfeksi sel-sel tertentu, sehingga dia bersifat sangat spesifik, bahkan ada yang spesialis menginfeksi sel tumbuhan saja, atau sel hewan saja.

Ingin berkenalan lebih jauh? Mari kita telusuri lekuk-liku tubuhnya. Pertama, materi genetic DNA dan RNA, sebagai molekul pembawa sifat yang dapat diwariskan pada turunannya. Uniknya, setiap jenis virus hanya memiliki satu molekul RNA saja atau DNA saja. Oleh karena itu mahluk ini berdasar jenis materi genetiknya dapat dibedakan menjadi virus DNA atau virus RNA. Kedua, Protein pelindung DNA/RNA sekaligus pemberi bentuk tubuh virus, disebut kapsid. Kapsid tersusun atas unit-unit yang disebut kapsomer. Ketiga, struktur campuran antara inti dan kapsid disebut nukleokapsid. Dan keempat adalah suatu selubung yang tersusun atas lipoprotein (lipid dan protein) yang hanya dimiliki oleh beberapa jenis virus saja seperti pada virus herpes, AIDS, dan influenza. Pembungkusan ini diperolehnya dari membrane sel inang!

Bagaimana cara virus beranak-pinak? Mereka hanya bisa beranak-pinak pada media sel atau jaringan hidup, seperti pada sel embrio, sel hean, sel tumbuhan, dan sel manusia. Mereka memanfaatkan sitoplasme sel medianya sebagai bahan untuk membentuk bagian tubuh virus baru. Sebutan untuk proses reproduk virus adalah replikasi, adapun proses replikasi virus dari sejak dia menempel pada sel inang hingga membentuk virus baru disebut siklus lisis. Hingga saat ini siklus lisis yang telah berhasil diteliti adalah siklus lisis virus T atau bakteriofage yang menyerang bakteri usus Escherichia Coli. Prosesnya dimulai dari proses adsorbsi, pada tahap ini ujung ekor bakteriofage menempel pada dinding sel EscheriChia Coli yang masih normal. Serangan selanjutnya diebut penetrasi sel inang, kulit ujung ekor virus dan dinding sel Escherichia Coli larut hingga terbentuk saluran dari tubuh virus ke sitoplasma sel bakteri. Disinilah terjadi percampuran antara DNA virus dengan sitoplasma sel bakteri! Tahap berikutnya, eklifase, yaitu DNA virus mulai mengambil alih fungsi control, mengendalikan pembentukan DNA virus baru, serta mengendalikan pembentukan protein dinding tubuh virus dengan menggunakan bahan yang tersedia dalam sitoplasma bakteri. Maju ke tahap berikutnya yaitu pembentukan virus baru, proses ini sangat kompleks namun hasilnya juga luar biasa, dari setiap sel bakteri bisa dihasilkan ratusan virus baru! Dan kemudian masuk ke tahap akhir yang menakjubkan, yaitu pemecahan sel inang atau lisis. Bayangkan! Dinding sel bakteri pacah, viru-virus keluar dan menyerang sel-sel bakteri lainnya. Di dalam tubuh bakteri, DNA virus menempel pada DNA bakteri, disebut profage. Hasilnya, jika bakteri membelah, profage ikut membelah, sehingga menghasilkan bekteri-bekteri yang mengandung profage!

Dalam hal ini, ada satu kondisi yang dapat menyebabkan virus tidak ganas (virulen), yaitu ketika DNA virus masuk ke tubuh bakteri namun tidak diikuti dengan pembentukan bagian-bagian virus selanjutnya. Kenapa? Karena bakterinya imun! Selama imunitas bakteri masih ada, profage tidak membahayakan bakteri. Tetapi, jika imunitas bakteri hilang, profage akan menjadi ganas, dia mulai membentuk virus-virus baru sehingga tubuh bakteri menjadi hancur. Fase pembiakan ini disebut lisogenik.
Jadi virus tidak sekedar berkembang biak dalam sel inang, tetapi dia juga menyerang dan mematikan sel inangnya! Oleh karena itu keberadaan virus merupakan ancaman bagi mahluk hidup. Serangannya menyebabkan berbagai penyakit antara lain pada tumbuhan kita kenal Virus Mosaik yang menyerang daun tembakau. Dengan gelanya munculnya bercak-bercak pada daun yang kemudian menggelembung berwarna hijau yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan daun tembakau. Virus Tungro, yang menyerang tanaman padi sehingga pertumbuhannya terhambat dan menjadi kerdil. Bagaimana virus ini bias menyebar dari satu tanaman ke tanaman yang lain? Mereka menumpang ‘pesawat’, yaitu serangga yang dikenal dengan wereng cokelat dan wereng hijau! Untuk mengatasi penyakit akibat virus ini, pemerintah telah menggalakkan penanaman padi VUTW (varietas unggul tahan wereng).

Pada hewan antara lain, penyakit NCD (New Castle Disease) atau dikenal dengan sebutan penyakit tetelo atau parrot fever. Penyakit ini menyerang saraf ayam dan itik; penyakit Foot and Mouth Disease, menyerang kuku dan mulut sapi, kerbau, domba dan kuda; dan penyakit yang sangat populer akhir-akhir ini, yaitu Flu Burung. Sebutan resminya adalah Avian Influenza, tepatnya harus diterjemahkan Flu Unggas. Toh yang diserangnya bukan hanya burung, melainkan semua jenis unggas. Virus ini menimbulkan gejala gangguan pernafasan pada unggas mulai dari yang ringan sampai yang mematikan.

Pada manusia, dikenal antara lain, menyebabkan penyakit Cacar, Rabies, Influenza, Polio, Demam berdarah, AIDS, Hepatitis, dan Ebola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar